Selamat Datang di MediaPendampingNews.Com ➤ Cepat - Akurat - Terpercaya ➤ Semua Wartawan MediaPendampingNews.Com dilengkapi dengan ID Card Wartawan.



Renungan Minggu : Tiga Dasar Menjadi Orang Percaya Yang Berdampak. Nats: Lukas 14:1-6.

Editor: MediaPendampingNews.com author photo

 


MPnews.Medan  :  Orang Kristen, atau pengikut Kristus, atau orang percaya, secara otomatis seharusnya kehidupannya menjadi dampak bagi orang lain, karena tujuan orang percaya adalah memang dan harus berdampak baik dalam diri sendiri maupun orang lain (Matius 5:13-16). Artinya jika kita tidak menjadi dampak, maka kepercayaan kita akan Kristus patut dipertanyakan, apakah kepercayaan kita hanya sekedar status tanpa adanya kehidupan lahiriah didalamnya. Jadi jelas, bahwa ketika hidup kita menjadi dampak, maka itu juga adalah ciri-ciri iman kita bertumbuh dengan baik. Oleh sebab itu kita akan belajar dari Tuhan Yesus Kristus kita bagaimana seharusnya kita menjadi dampak bagi diri sendiri dan orang lain. 


1. Menjadi perhatian dengan gaya hidup. Lukas 14:1 

Jika kita ayat ini, disitu ada dikatakan “Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan seksama”. Saya mendapati disini, bahwa orang-orang yang mengamat-amati Tuhan Yesus adalah orang-orang yang telah melihat apa yang Tuhan Yesus lakukan, dan ada juga orang-orang yang penasaran akan apa yang akan terjadi dihadapan mereka. Artinya disini, saya mendapati bahwa Tuhan Yesus sudah menjadi dampak bagi mereka yang mengikuti, memperhatikan, dan bahkan mengalami mukjizat itu sendiri ketika mengikut Tuhan Yesus. Artinya juga bahwa orang lain disekitar kita pasti akan menilai, menyimpulkan, apakah gaya hidup kita berdampak atau tidak. Berati gaya hidup Tuhan Yesus sangat mempengaruhi mereka, sehingga mereka memperhatikan gerak-gerik Tuhan Yesus secara detail, termasuk orang-orang yang iri, dengki, dan bahkan tidak suka melihat Dia. Artinya disini bahwa gaya hidup kita sebagai orang percaya sangat mempengaruhi penilaian orang lain atas apa yang kita lakukan, sehingga orang lain dapat menyimpulkan apakah kita pengikut Kristus atau hanya sekedar ikut-ikutan saja(rutinitas).


2. Memperkatan kebenaran dengan konsisten. Lukas 14:2-4

Ini yang Tuhan Yesus lakukan dalam pelayananNya, yaitu memperkatakan kebenaran iman secara konsisten, sekalipun banyak intimidasi, ejekan, dan bahkan penolakan. Secara Manusia tidak mudah bagi kita untuk memperkatakan apalagi itu akan menyinggung dan bahkan menyakiti orang lain. Banyak kita sebagai orang percaya jaman sekarang untuk kita memperkatakan kebenaran adalah hal yang sudah semakin sulit bagi kita, dikarenakan takut mengecewakan, menyakiti orang lain, teman, keluarga dan bahkan jemaat gereja, sehingga kita menyimpulkan mereka akan meninggalkan kita, dan menjauhi kita. Tapi yang Tuhan Yesus lakukan adalah tetap konsisten memperkatakan kebenaran sehingga menghasilkan mukjizat. Oleh sebab itu perhatikan perkataan yang keluar dari mulut kita, apakah itu membangun atau menjatuhkan, karena lidah kita adalah senjata yang menentukan apakah kita orang percaya atau tidak(Yakobus 3:1-12).


3. Berani mengambil resiko dalam iman. Lukas 14:5-6

Ini yang Tuhan Yesus lakukan dalam ayat 5-6, yaitu berani mengambil resiko dalam memperkatakan kebenaran, sekalipun itu menyakiti orang lain, dan bahkan menimbulkan konflik. Artinya, saya mendapati bahwa untuk kita berani memperkatakan kebenaran, ada resiko-resiko yang akan kita terima dan alami. Mungkin karena perkataan dan gaya hidup kita dalam kebenaran, kita tidak disukai oleh orang lain, dan bahkan kita di jauhi dan bisa saja dimusuhi. Tetapi Tuhan Yesus menunjukan bahwa hasil daripada gaya hidup yang benar dan selalu memperkatakan kebenaran secara konsisten, akan menghasilkan mukjizat dalam kehidupan kita, sehingga resiko apapun yang kita alami akan tertutupi dengan mukjizat yang kita terima. 


Kesimpulan: Jadi jelas bahwa memang tidak mudah untuk kita memiliki kehidupan yang berdampak bagi orang lain, tetapi bukan berarti itu tidak bisa, karena Tuhan Yesus sudah menunjukan bahwa secara manusia kita juga bisa melakukannya. Oleh sebab itu pastikan gaya hidup kita dan perkataan kita itu menunjukan kebenaran yang mencerminkan bahwa kita adalah pengikut Kristus yang bertumbuh, sehingga kita tidak akan takut atas resiko apapun untuk memperkatakan kebenaran dalam kehidupan kita. Amin 


Ev. Ariston Napitupulu S.Th

Share:
Komentar

Berita Terkini