Selamat Datang di MediaPendampingNews.Com ➤ Cepat - Akurat - Terpercaya ➤ Semua Wartawan MediaPendampingNews.Com dilengkapi dengan ID Card Wartawan.


Renungan Minggu Biarlah Rohmu Menyala-nyala Nats: 1 Tesalonika 5 :19.

Editor: MediaPendampingNews.com author photo


MPnews.Medan  -  Dalam  ayat nats  dalam bahasa Ibrani kata "Roh"(huruf besar) "Ruah Haqodesh" adalah Roh Kudus. Roh Kudus adalah bagian pribadi Allah yang hidup didalam kehidupan orang percaya. Artinya setiap orang percaya ada Roh kudus didalam kita(pribadi Allah). Paulus dengan suratnya kepada jemaat dalam  Tesalonika 5:19, dimana menekankan agar Roh yang ada didalam hidup kita sebagai orang percaya, untuk tetap menyala. Artinya Roh yang ada didalam kita bisa padam jika kita tidak menjaganya untuk tetap menyala. Dalam Roma 12:11,  "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  Dalam bahasa aslinya menekankan kata menya-nyala dalam bahasa Yunani "zeontev" yang artinya menjadi panas(mendidih seperti air, dan bercahaya). Artinya yang tadinya dingin menjadi panas, yang tadinya gelap menjadi bercahaya. Oleh sebab itu kita akan belajar bagaimana kita mempertahankan agar Roh8 yang ada didalam kita tetap menyala-nyala. Kita akan belajar dari contoh dari alkitab dalam Matius25:1-13, bagaiman mempertahankan pelita rohani kita tetap menyala-nyala.


1. Mempersiapkan persediaan rohani(bangun manusia roh). Matius 25:3-4.

Kita dapat melihat dimana para gadis yang bodoh tidak memiliki persediaan minyak dalam mempertahankan pelita mereka, padahal dihadapan mereka ada para gadis bijaksana memiliki persediaan minyak, para gadis bodoh tidak menyadari betapa pentingnya persediaan minyak. Artinya dalam hidup orang percaya, membangun manusia roh  atau menjaga pelita rohani kita seharusnya menjadi gaya hidup yang harus kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Karena kalau kita tidak terus membangun manusia roh kita maka Roh yang ada didalam kita akan padam. Bagaimana kita melakukannya? Yaitu yang pertama adalah dengan memiliki keinginan yang kuat dalam bersekutu dengan Tuhan. Artinya bersekutu dengan Tuhan bukan karena terpaksa, terpaksa menyembah Tuhan agar diberkati, agar dilihat orang, agar menyenangkan hati "orang lain" dan bukan Tuhan. Jangan pernah berpikir bahwa Tuhan menghendaki kita untuk menyembah Dia. Penyembahan seharusnya menjadi gaya hidup kita sebagai ciptaanNya, dan bukan karena diciptakan. Artinya penyembahan seharusnya sudah menjadi otomatis dalam gaya hidup kita kepada Tuhan, sehingga penyembahan bukan karena keterpaksaan, tetap karena kita menyadari bahwa penyembahan adalah gaya hidup manusia. 


2. Keluar dari zona nyaman. Matius 25:5.

Dalam bahasa Indonesia, zona nyaman adalah keadaan nyaman dan aman dalam situasi kita saat ini, baik di tempat kerja, bersama teman, atau dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita berada di zona nyaman, maka kita akan cenderung tidak terlalu tertarik untuk mencoba hal-hal baru atau mencapai yang lebih banyak hal di dalam zona tersebut. Kita dapat melihat dalam ayat 5, dimana para gadis bodoh menganggap sepele akan persediaan minyak mereka, sehingga mereka lebih memilih tidur daripada repot-repot mencari persediaan minyak. Tidur dimaksud disini artinya mereka tidak mau melakukan apa-apa(zona nyaman). Artinya, zona nyaman membuat kita tidak bertumbuh dalam iman termasuk dalam roh. Banyak orang percaya berpikir bahwa hidup melayani Tuhan sudah cukup dengan datang beribadah ke gereja, bermain musik, mengikuti kegiatan-kegiatan rohani lainnya dan sebagainya, sehingga lupa bahwa persediaan minyak rohani kita haruslah tetap ada, karena kita tidak tahu kapan dan waktunya mempelai datang. Oleh sebab pastikan iman dan roh kita bertumbuh, sehingga Roh yang ada didalam kita tetap menyala-nyala.


3. Disiplin Waktu. Matius 25:10, 1 Korintus :39-40

Kita dapat melihat dimana para gadis bodoh dalam ayat 10, mereka malah mencari persediaan minyak disaat waktu mempelai datang, sehingga tidak terjadi pertemuan antara para gadis bodoh dan mempelai tersebut. Artinya saya mendapati bahwa para gadis bodoh tidak menghargai waktu yang mereka miliki untuk mempersiapkan persediaan yang seharusnya mereka bisa lakukan, jika mereka belajar dari para gadis bijaksana. Artinya hidup dalam roh adalah hidup yang penuh dengan ke disiplinan waktu, termasuk kedisiplinan dalam kehidupan rohani kita, agar pelita rohani kita tetap menyala. Tidak sedikit orang percaya dan bahkan kita sendiri, banyak membuang-buang waktu yang seharusnya kita dapat memanfaatkan waktu tersebut untuk kita membangun manusia roh kita agar Roh yang ada didalam kita tidak padam. Oleh sebab itu jangan menganggap remeh waktu yang Tuhan berikan, pastikan kita memiliki waktu untuk terus bersekutu dengan Tuhan, sehingga Roh yang ada didalam kita tetap menyala.


Kesimpulan: Jadi orang yang hidup didalam roh adalah orang yang hidupnya dapat berfungsi dengan baik apapun profesi kita dan status kita.

Orang yang hidup dalam roh adalah orang yang imannya terus bertumbuh dengan baik dan benar. Orang yang hidup dalam roh adalah orang yang terus menyadari atau sadar siapa diri kita yang sebenarnya. Amin


Ev. Ariston Napitupulu M.Th

Share:
Komentar

Berita Terkini