MPnews.Medan - Dalam bahasa Indonesia, konsisten adalah ketetapan yang tidak berubah-ubah(tetap). Jika kita baca ayat nats, dimana ayat ini menunjukan bahwa Allah itu konsisten, dimana seharusnya kekonsistenan juga adalah gambar hidup orang percaya, karena Allah kita adalah Allah yang juga konsisten. Namun banyak orang percaya jaman sekarang hidupnya sudah tidak memiliki konsistensi atau integritas didalam Tuhan, dikarenakan terpengaruh dengan perkembangan zaman yang membuat hidup iman orang percaya semakin lemah dalam memegang kekonsistenan didalam Tuhan. Oleh sebab itu kita akan belajar dari ayat ini tentang kekonsistenan Tuhan, dan yang seharusnya kita miliki juga sebagai orang percaya yang hidup didalam Tuhan.
1. Allah konsisten dalam kasihNya. Maleakhi 3:6.
1. Ayat jika kita baca menunjukan bahwa Allah menunjukan kasihNya terhadap ciptaanNya, termasuk menunjukan bahwa Allah konsisten dengan perkataanNya terhadap Yakub, dimana Allah mengasihi ketururunan Yakub. Artinya Allah adalah Allah yang konsisten dalam KasihNya, bahkan didalam Yohanes 3:16, ayat ini menunjukan bahwa rencana Allah atas kasihNya kepada manusia tidak berhenti, sekalipun manusia jatuh dalam dosa. Ada banyak orang percaya jaman sekarang hilang rasa kasihnya terhadap sesama dikarenakan tidak satu tujuan didalam Tuhan, dimana tujuan masing-masing berbeda dari tujuan yang seharusnya didalam Tuhan. Artinya ada banyak orang hilang akan kasihnya didalam Tuhan dikarenakan tidak lagi satu visi didalam Tuhan disebabkan mungkin karena ekonomi, jabatan, harta, dan sebagainya, sehingga kita tidak konsisten dalam hal saling mengasihi. Tuhan dalam hal mengasihi tidak melihat siapa kita, yang Tuhan tahu kita adalah ciptaanNya. Artinya seharusnya kita sebagai orang percaya berfokus bukan karena harta, jabatan, dan sebagainya, tetapi berfokus karena kita adalah sesama ciptaanNya. Jadi jangan pernah kita hilang kasih antara satu dengan yang lain, karena Tuhan telah mengasihi kita sekalipun kita berdosa.
2. Allah konsisten dalam perkataanNya(janjiNya). Maleakhi 3:6.
Jika kita baca lagi ayat ini, ayat ini menunjukan juga bahwa Allah konsisten dalam perkataanNya. Artinya orang percaya seharusnya juga konsisten dalam setiap perkataannya. Namun ada orang percaya tidak lagi konsisten dengan perkataan yang keluar dari mulutnya, salah satunya dimana kita berubah-ubah dalam memperkatakan janji. Contoh: ketika kita berjanji dengan orang lain tentang suatu hal, namun kita mengubah janji tersebut dikarenakan ketika kita menilai orang tersebut dan kita tidak suka atau tidak tertarik dikemudian hari, sehingga kita mengubah janji tersebut, yang mengakibatkan ketidak konsistenan dalam perkataan kita. Ini adalah gaya hidup yang bukan dari pada Tuhan, karena Tuhan tetap konsisten terhadap janjiNya kepada manusia, sekalipun manusia jatuh kedalam dosa. Bukan tidak bisa Tuhan langsung memusnakan manusia dengan seketika, namun Tuhan adalah Allah yang konsisten, sehingga dia tetap menggenapi janjiNya sekalipun tidak sesuai dengan harapanNya. Jadi salah satu ciri-ciri hidup orang percaya adalah hidup dengan perkataan yang konsisten didalam Tuhan.
3. Allah konsisten dalam KuasaNya. Maleakhi 3:6
Ayat ini menunjukan juga bahwa Allah berkuasa terhadap keturunan Yakub yang tidak akan lenyap. Artinya waktu ataupun masa tidak dapat mengubah kuasaNya, karena Allah adalah Allah yang konsisten. Ayat ini juga menunjukan bahwa Allah tidak semena-mena dalam menunjukan kekuasaanNya. Artinya Allah tidak berubah-ubah dalam kekuasaanNya, sekalipun Allah melihat segala sesuatunya terjadi tidak sesuai rencanaNya. Artinya sebagai orang percaya, ketika kita dipercayakan untuk memiliki kuasa dalam suatu jabatan pimpinan, baik dalam pekerjaan, keluarga, pelayanan dan sebagainya, tidak bisa kita semena-mena, atau sesuka hati kita dalam memutuskan segala sesuatunya. Karena jika semena-mena atau sesuka hati kita dalam memutuskan segala sesuatunya, tanpa pertimbangan yang benar, maka itu adalah ekspresi kesombongan yang timbul didalam hidup kita. Oleh sebab itu pastikan ketika kita di percayakan Tuhan untuk memiliki kuasa, baik dalam pekerjaan, keluarga, jabatan dan sebagainya, kita tidak semena-mena dalam mengambil keputusan.
Kesimpulan: Jadi sebenarnya orang percaya adalah gambaran Allah yang menunjukan kekonsistenan Allah dalam kasihNya yang besar ata manusia, juga dalam perkataanNya atau janji-janjiNya kepada kita. Tuhan juga konsisten dengan kuasaNya yang tidak terbatas, tetapi tidak semena-mena dalam menggunakan kekuasaaNya. Oleh sebab itu pastikan kita juga memiliki kekonsistenan dalam kasih, tanpa memandang lebih atau kurangnya orang, karena kasih bukan berbicara status, harta, atau sebagainya. Pastikan juga ketika Tuhan mempercayakan kuasa atas kita, baik dalam keluarga, pekerjaan dan sebagainya, untuk tidak semena-mena atau sesuka hati, karena Allahpun tidak semena-mena dalam menggunakan kuasaNya. Amin
Ev. Ariston Napitupulu. M.Th