MPnews.Medan - Pada akhirnya orang percaya harus benar-benar mengenal Tuhan secara akurat. Keakuratan kita dalam mengenal Allah akan berdampak pada gaya hidup kita, sehingga apapun yang akan kita lakukan bukan hanya berdampak pada diri kita sendiri, tetapi juga berdampak kepada keluarga, dan bahkan orang lain. Nabi Nuh adalah salah satu contoh bagaimana keakuratan hubungannya dengan Allah berdampak besar dalam hidupnya, sehingga menghasilkan keselamatan baik pada dirinya sendiri, dan bahkan keluarganya. Namun ada banyak orang percaya belum tentu memiliki hubungan yang akurat dengan Allah, sekalipun dia rajin beribadah, persekutuan, dan bahkan memiliki status seorang pelayan, penatua, dan sebagainya. Oleh sebab itu kita akan belajar memahami dampak dari hubungan yang akurat dengan Allah.
1. Cara Pandang Kita Akan Berbeda Dengan Cara Pandang Dunia
Ketika Allah ingin membinasakan manusia(Kej 6:7), Nabi Nuh mendapatkan kasih karunia oleh karena keakuratan hubungannya dengan Allah. Lalu Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat sebuah Bahtera yang besar, karena Allah ingin menyelamatkan Nabi Nuh dan keluarganya. Nabi Nuh langsung percaya apa yang dikatakan oleh Allah sehingga dia melakukan perintah Allah tanpa adanya alasan tertentu untuk di pertimbangkan(Kej 6:22). Dari sini saya mendapati bahwa cara pandang Nabi Nuh tidak sama dengan cara pandang orang lain. Nabi Nuh dapat berfokus dengan satu tujuan dan satu visi, sehingga apapun yang dikatakan orang lain tidak akan mempengaruhi kepercayaannya kepada Allah. Artinya Nabi Nuh adalah orang yang konsisten dalam bertindak, sehingga perkataan dan perbuatannya itu selaras dengan kehendak Allah. Oleh sebab itu, pastikan kita juga memiliki cara pandang yang berbeda dengan orang lain, sehingga kita memiliki prinsip yang kuat didalam Tuhan,. Sebab orang yang bimbang hatinya tidak akan tenang dalam hidupnya, sehingga keputusannya akan berubah-ubah dan dipenuhi dengan kekawatiran.
2. Perkataan dan Perbuatan Yang Membangun dan Membangkitan Iman Orang Lain
Tidak mudah bagi seorang Nabi Nuh untuk membangun Bahtera yang besar pada zamannya, karena akan banyak mencibir, membuly, dan bahkan menganggap dirinya gila. Ini yang dilakukan oleh Nabih Nuh daripada hasil hubungannya dengan Tuhan, yaitu dia tidak menerima perkataan-perkataan yang menjatuhkan, dan tidak melawan dengan perkataan-perkataan yang sama. Artinya Nabi Nuh tidak hanya memperkatakan-perkataan yang membangun, tetapi memiliki pengendalian diri dengan baik didalam Tuhan. Artinya juga orang yang dekat dengan Tuhan secara akurat tidak akan pernah menghasilkan perkataan yang menjatuhkan, membuly, dan sebagainya. Jadi pastikan kita menghasilkan buah yang baik dalam hidup kita, baik dalam perkataan dan perbuatan, sehingga orang disekitar kita akan menyukai kita, dan merasakan adanya Tuhan dalam hidup kita.
3. Cara Berpikir Yang Benar Didalam Tuhan
Inilah salah satu hasil daripada hubungan yang akurat dengan Allah yang dimiliki oleh Nabi Nuh, yaitu cara berpikir yang benar didalam Tuhan, dengan selalu berpikir positif terhadap apapun yang dia hadapi sehingga dia memiliki pengendalian diri yang baik. Artinya disini hubungan yang dekat dengan Allah, akan menghasilkan cara berpikir yang benar didalam Tuhan, yang tidak mengikat diri kita terhadap dunia ini. Ada banyak orang percaya zaman sekarang tidak memiliki hubungan yang akurat dengan Tuhan akan sangat mudah terikat dengan dunia ini sekalipun kita seorang pelayan, penatua, dan sebagainya, sehingga cara berpikir kita bukan lagi mengutamakan kebenaran, atau mengutamakan Tuhan, tetapi mengutamakan keuntungan pribadi masing-masing. Hubungan yang akurat atau dekat dengan Tuhan akan menghasilkan cara berpikir yang berani mengatakan jika ya, hendaklah kita katakan ya, dan jika tidak, hendaklah kita katakan tidak, karena apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat(Mat 5:37).
Kesimpulan: Jadi jelas bahwa sangat penting bagi kita untuk kita membangun hubungan kita dengan Allah secara akurat, sehingga kita akan memiliki cara pandang yang berbeda daripada cara pandang dunia, dan menghasilkan karakter yang memperkatakan perkataan yang membangun, dan memberkati orang lain. Hubungan yang akurat dengan Tuhan juga akan berdampak daripada cara berpikir kita yang menghasilkan kebenaran, sehingga kita berani menyatakan iya jika iya, dan tidak jika tidak. Amin
Ev. Ariston Napitupulu M.Th