MPnews.Medan - Berkenan dihadapan Allah adalah salah satu syarat untuk kita mencapai garis finis di kehidupan kita didalam Tuhan. Kita sebagai orang percaya harus tahu dan berjuang untuk berkenan dihadapan Allah, dan yang harus kita lakukan adalah yang terbaik apa yang dapat kita lakukan dalam kehidupan kita. Kita mau belajar bagaimana cara agar kita memiliki hidup yang berkenan dihadapan Allah, karena kita tidak bisa hidup secara asal-asalan didalam Tuhan. Berkenan didalam bahasa Indonesia mengartikan artinya "diterima" yang artinya kita di terima oleh Allah karena kita memenuhi syarat tertentu yang membuat kita berkenan di hadapanNya. Kalau kita baca dalam Matius 3:13-17, dari ayat ini dengan jelas kita lihat, dimana Yesus Kristus yang adalah Tuhan kita sebagai manusia 100% menjadi contoh yang terbaik bagaimana kita seharusnya menjadi berkenan dihadapan Allah.
Jadi apa yang harus kita lakukan agar berkenan di hadapan Allah?
1. Penyerahan Diri(Matius 3:13).
Dari Ayat ini jelas dikatakan bahwa Yesus sebelum memulai pelayananNya, sebagai manusia menyerahkan diriNya sepenuhnya dengan datang kepada Yohanes pembaptis untuk di baptis. Dalam bahasa aslinya Yesus memberikan dirinya untuk mengabdi kepada Allah untuk memulai pelayanan di bumi dengan penyerahan diri penuh tanpa ragu-ragu sedikitpun. Ada banyak orang percaya belum sepenuhnhya menyerahkan diri kepada Tuhan, karena masih adanya ketakutan dalam kehidupan pribadi masing-masing orang percaya, karena tekanan era modern, ekonomi, dan sebagainya. Kita sering beribadah seolah-olah kita telah memberikan yang terbaik, menyembah dengan penuh, padahal pikiran kita tidak sedang beribadah, pikiran kita ke bisnis, chating dan lain-lain. Ini memunjukan ketika kita datang pada Tuhan kita tidak mempersiapkan atau menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan. Penyerahan diri dengan penuh sangat penting dimiliki oleh orang percaya agar kita berkenan dihadapan Allah.
2. Menyangkal Diri(Matius 3:14-15).
Dari ayat ini kita bisa lihat, keadaan Yesus sebagai seorang Allah atau Tuhan dapat saja menolak atau gengsi di baptis oleh Yohanes pembaptis yang adalah seorang manusia biasa., tetapi Yesus tidak melakukan itu, malahan sebalikya Yesus melepaskan statusnya sebagai Allah walaupun itu tidak menghilangkan statusnya bahwa Dialah Allah. Ini adalah tindakan Allah berkenan kepada Yesus atas apa yang telah Dia lakukan(menyangkal diri). Tidak sedikit orang percaya pada jaman sekarang, belum sepenuhnya menyangkal dirinya, karena beberapa alasan. Dari ayat ini kita bisa lihat untuk datang pada Tuhan, penyangkalan diri sangat mutlak harus kita miliki. Sangkal diri yang dimaksudkan disini adalah, melepaskan status-status kita, apa jabatan kita, seberapa banyak harta kita, seberapa besar nama kita, karena dihadapan Allah kita hanya hamba, anak, dan sahabat Allah. Tidak ada gunanya kita membanggakan status kita saat beribadah, maupun seberapa besar yang engkau berikan dengan hartamu dalam memberikan persembahan, karena Tuhan ingin kita menyangkal diri kita ketika kita datang pada Tuhan.
3. Menggenapi panggilan(Matius 3:15).
Ketika Yesus sebelum di baptis, kita bisa bisa lihat tujuan Yesus dengan jelas, yaitu untuk mengenapi panggilannya sebagai manusia. Kata menggenapkan disini artinya melakukan atau menyelesaikan panggilan Allah dalam hidupNya sebagai manusia100%. Menggenapkan disini dapat diartikan bahwa kita sebagai orang percaya yang datang pada Tuhan memiliki panggilan kita masing-masing dan harus kita genapi didalam hidup kita. Oleh sebab itu lengkapi diri kita lebih lagi dan bertumbuh dengan menghasilkan buah yang benar. Terkadang kita berpikir, kita sudah melayani musik, singer, kotbah, dan pelayanan sosial, kita sudah menggenapi panggilan kita, padahal itu hanyalah kegiatan ibadah saja, karena panggilan kita jelas dalam Firman Tuhan dalam Kejadian 1:26, Matius 28:19-20, dan ayat ini tidak untuk ke pendeta saja, tetapi kepada semua orang percaya.
Kesimpulan: Jadi untuk kita berkenan bagi Allah, pastikan kita memiliki penyerahan diri dengan penuh, dan menyangkal diri dengan tidak membawa status, jabatan, atau harta dihadapaNya, sehingga kita mampu menggenapi panggilan kita didalam Tuhan. Amin
Ev. Ariston Napitupulu M.Th