Selamat Datang di MediaPendampingNews.Com ➤ Cepat - Akurat - Terpercaya ➤ Semua Wartawan MediaPendampingNews.Com dilengkapi dengan ID Card Wartawan.



Renungan Minggu : Kematian Yang Mengubah Hidup Manusia Nats: Lukas 23:46

Editor: MediaPendampingNews.com author photo

 


MPnews.Medan  -  Kematian manusia adalah akhir dari perjalanan hidupnya didalam dunia. Namun ada perbedaan bagi orang percaya tentang kematian manusia dan kematian Yesus Kristus Tuhan kita , dimana kita percaya bahwa kematian Yesus bukan kematian pada umumnya, karena kematian Yesus memiliki tujuan dalam hidupNya ketika hidup didalam dunia, bahkan pada kematianNya secara manusia. Kita akan belajar apa maksud dan tujuan Tuhan dalam kematian Yesus Kristus Tuhan kita pada ayat nats.


1. Kematian Yesus bertujuan untuk menghapus batas antara Allah dan Manusia. Lukas 23:45.

Bait Suci di Yerusalem merupakan pusat dari ritual agama Yudaisme. Bait ini adalah tempat dilakukannya pengorbanan hewan dan ibadah sesuai dengan hukum Musa, yang saat itu benar-benar ditaati dengan setia. Surat Ibrani 9:1-9 menjelaskan kalau di dalam Bait Suci terdapat tirai yang memisahkan Ruang Maha Kudus – tempat berdiamnya hadirat Allah di dunia ini – dari ruangan lainnya yang merupakan tempat berdiamnya manusia. Artinya tirai ini menandakan bahwa manusia terpisah dari Allah karena dosa manusia (Yes 59:1-2). Hanya Imam Besar yang diijinkan untuk melewati tirai ini setiap setahun sekali (Kel 30:10; Ibr 9:7) untuk masuk ke dalam hadirat Allah mewakili semua orang Israel dan mengadakan pendamaian bagi dosa-dosa mereka (Imamat pasal 16).

Jadi kematian Yesus Kristus Tuhan kita, bertujuan untuk menunjukan bahwa kematianNya bertujuan menghapus pemisah atau jarak antara Allah dengan manusia. Jadi sudah tidak ada lagi batas atau alasan untuk kita datang dan mendekat pada Tuhan. Banyak orang percaya masih membatasi dirinya untuk datang atau mendekat kepada Tuhan dengan berbagai alasan dan keminderan karena hidup di dalam dosa, padahal Tuhan telah menghapus jarak antara Allah dan manusia karena dosa. Oleh sebab itu pertobatan yang nyata sangat penting untuk kita lakukan agar jarak antara Allah dan manusia tidak ada lagi. Artinya juga bahwa sebagai sesama manusia kita tidak boleh membuat jarak atau pemisah antara satu dengan yang lain, kaya atau miskin, pintar atau bodoh, cantik atau jelek. Karena tujuan daripada kematian Yesus Kristus Tuhan kita adalah untuk menghapus jarak antara Allah dan manusia, yang artinya sebagai manusia kita juga tidak boleh membuat jarak atau pemisah antara satu dengan yang lain. 


2. Kematian Yesus bertujuan untuk menyadarkan manusia secara penuh dalam penyerahan total, termasuk kehidupan dan kematian. Lukas 23:46.

Kita dapat melihat dalam ayat ini dimana Yesus menunjukan bahwa sebenarnya Dia memiliki kuasa dalam menentukan kematianNya sendiri, karena ketika Yesus berkata dengan kata "ke dalam tangan Mu Ku serahkan nyawa Ku. Artinya Yesus bisa saja tidak mati jika Ia belum menghendaki diriNya mati secara manusia, tetapi dalam ayat ini, menunjukan bahwa Yesus menyerahkan total kehidupanNya secara manusia, sehingga Dia mati secara manusia. Artinya kematian Yesus bertujuan untuk menyadarkan manusia, bahwa penyerahan total kepada Tuhan adalah hal yang sangat terutama untuk kita hidupi sebagai orang percaya. Ada banyak orang percaya pada jaman sekarang, masih belum menyerahkan hidupnya secara total kepada Tuhan, sehingga masih mengalami kekawatiran, ketakutan dalam menghadapi masalah, sakit penyakit, ekonomi dan sebagainya. Oleh sebab itu sudah seharusnya kita tidak perlu kawatir dalam hal apapun, karena kita tahu bahwa Allah terlibat atau menyertai kehidupan kita. Jika kita masih merasa kawatir dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, artinya kita belum menyerahkan penuh atau total kehidupan kita didalam Tuhan. Jadi penyerahan total kepada Tuhan dalam segala hal apapun kita kita hidupi, maka rencana Tuhan akan tergenapi dalam kehidupan kita.


3. Merubah cara pandang kita yang salah. Lukas 23:47.

Ini lah yang terjadi dalam diri kepala pasukan yang memimpin pasukannya untuk menyalibkan Tuhan Yesus di kayu salib, dimana yang tadinya dia yang begitu sadis dalam memimpin penyaliban Tuhan Yesus, seketika berubah cara pandangnya terhadap Tuhan Yesus, ketika melihat secara langsung detik-detik kematian Tuhan Yesus. Cara pandang yang berubah dalam diri kepala pasukan ini adalah, yaitu cara pandang yang dimulai dari pengkuan pribadi(sadar),  dan menyatakan kebenaran(pertobatan). Inilah yang seharusnya terjadi dalam hidup kita sebagai orang percaya, dimana cara pandang yang salah selama ini harus kita rubah dengan pengakuan dengan kesadaran akan dosa-dosa yang telah kita lakukan, dan kembali menyatakan kebenaran. Dengan adanya pengakuan iman dalam diri kita, maka kita akan terus bertumbuh dan menyatakan kebenaran dalam hidup kita.


Kesimpulan: Jadi tujuan karya salib dan kematian Yesus Kristus Tuhan kita adalah untuk menghapus jarak antara Allah dan Manusia, sehingga kita sebagai manusia dapat dengan bebas datang kepada Tuhan dengan apa adanya kita. Jadi sebagai manusia kita tidak boleh membuat jarak antara satu dengan yang lain, sekalipun status, jabatan, ekonomi berbeda antara satu dengan yang lain, karena dihadapan Tuhan kita adalah sama. Jadi pastikan juga bahwa kita harus menyerahkan diri kita secara penuh atau totalitas kepada Tuhan, agar kita tidak hidup didalam kekawatiran sekalipun menghadapi kematian. Amin


Ev. Ariston Napitupulu M.Th

Share:
Komentar

Berita Terkini