MPnews.Medan - Pembacaan dan pengertian daripada ayat nats yang sudah kita baca adalah kesimpulan daripada hasil karya Salib Tuhan Yesus di kayu salib dan bangkit dalam kehidupan yang kekal, menunjukan bahwa kita juga sebagai orang percaya akan mengalami demikian, yaitu memiliki kehidupan yang kekal. Sejak awal penciptaan Tuhan memang merancangkan bahwa manusia seharusnya hidup dalam ke kekalan, karena manusia serupa dan segambar dengan Allah(Kejadian 1:26). Namun ke kekalan manusia rusak dikaren manusia jatuh dalam dosa. Oleh sebab Tuhan Yesus menebus kesalah yang dilakukan oleh manusia, sehingga setiap percaya kepadan akan memperoleh kehidupa yang kekal(Yohanes 3:15-16). Oleh sebab itu kita akan belajar apa dampak karya salib Tuhan Yesus dan kebangkitanNya.
1. Memperbaiki gambar dan rupa Allah dalam diri manusia. Kejadian 1:26.
Ayat ini adalah alasan Allah menciptakan manusia, yaitu Allah ingin menciptakan manusia sama persis seperti apa yang ada dalam diri manusia(serupa dan segambar). Maksud serupa disini adalah bagian dalam diri Allah ada juga dalam diri manusia(memiliki kehendak, menciptakan, berkuasa, hidup kekal, berkarakter sama seperi Allah). Maka dari itu ketika Allah menciptakan manusia berbeda dengan cara menciptakan ciptaanNya yang lainnya. Bumi dan segala isinya Tuhan menciptakan dengan FirmanNya, namun ketika Manusia di ciptakan, tangan Tuhan secara langsung membentuk dan bahkan memberikan nafasNya kepada manusia. Namun manusia merusak gambar dan rupa Allah dalam dirinya dengan dosa di taman Eden dan seterusnya dalam keturunannya melakukan dosa. Dosa adalah gambaran karya salib Tuhan Yesus yang merusak tubuhNya secara fisik sehingga rupaNya tidak seperti manusia lagi(Yesaya 52:14). Jadi Tuhan Yesus dalam kebangkitaNya menunjukan tubuh yang baru yang artinya juga Dia telah memperbaiki gambar dan rupa Allah dalam diri Manusia, sehingga Dia disalib dan di bangkitkan dalam keadaan manusia.
2. Mengosongkan dan merendahkan DiriNya. Filipi 2:5-11.
Tuhan Yesus sebelum Dia diserah untuk disalib, dalam Lukas 22:44, jelas dikatakan disana Dia telah mengetahui apa yang akan terjadi atasNya, sehingga untuk menerima penyaliban Dia sendiri mengalami tingkat stress yang begitu luar biasa, sehingga pembuluh darahNya secara Manusia pecah. Dan tingkat keadaan ini sebenarnya adalah tingkat dimana seseorang lebih memilih untuk bunuh diri daripada hidup. Namun Tuhan Yesus tetap menerima karya salib dalam perjalan pelayananNya, sekalipun itu menyiksaNya. Artinya, Dia yang adalah Allah, berkuasa, berdaulat, dan bahkan bisa saja memilih untuk tidak mengambil karya salibNya, namun Dia melepaskan semuanya itu untuk menunjukan kepada manusia, bahwa mengosongkan diri dam merendah hati adalah bagian dari diri Allah. Artinya kita sebagai orang percaya, apapun kondisi kita, baik kita kaya, memiliki jabatan tinggi, jemaat, pelayan, dan sebagainya, tidak pantas kita menyobongkan diri kita apapun alasannya. Jadi pastikan kerendahan hati selalu kita miliki, karena rendah adalah bagian daripada karakter Allah.
3. Mengembalikan visi Allah dalam diri manusia. Kejadian 1:26, Matius 28:18-20.
Sejak awal dalam penciptaan manusia di Kejadian 1:26, Allah menyatakan kabar baik atas ciptaaNya dalam diri Manusia, yaitu memiliki kehidupan yang kekal. Namun kabar baik itu, dirusak oleh dosa manusia, sehingga kabar baik yang seharusnya dimiliki oleh manusia menjadi hilang, dan bahkan terbuang(Kejadian 3:24). Namun Tuhan Yesus dalam karya salibNya dan kebangkitaNya menyatakan dalam Matius 28:18-20, bahwa kabar itu sudah kita terima kembali dan kita juga menjadi pemberita kabar baik bagi orang lain, karna kabar baik sudah menjadi bagian dalam hidup orang percaya. Artinya orang percaya harus memiliki gaya hidup yang menunjukan ada kabar baik(keselamatan) dalam hidup kita, sehinga orang dapat melihat ada kehidupan dalam diri orang percaya.
Kesimpulan: Jadi karya salib Tuhan Yesus bukan akting belaka, dan bukan kepura-puraan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Tetapi karya salib untuk memperbaiki gambar dan rupa Allah yang telah kita rusak dalam diri kita dengan dosa-dosa dan gaya hidup kita yang tidak mencerminkan gambar dan rupa Allah. Oleh sebab itu pastikan kita terus memiliki kerendahan hati, karena kerendahan hati adalah awal kita memulai pertumbuhan iman didalam Tuhan. Ketika kita bertumbuh didalam Tuhan dengan baik dan benar, maka secara otomatis juga visi Allah akan tergenapi dalam hidup kita, yaitu menerima kabar baik dan memberitakan kabar baik bagi orang lain. Amin
Ev. Ariston Napitupulu S.Th