Selamat Datang di MediaPendampingNews.Com ➤ Cepat - Akurat - Terpercaya ➤ Semua Wartawan MediaPendampingNews.Com dilengkapi dengan ID Card Wartawan.



Renungan Minggu : Mengembangkan Potensi Diri Nats: Matius 4:18-22

Editor: MediaPendampingNews.com author photo


MPnews.Medan  -  Pada dasarnya setiap manusia sudah memiliki yang namanya potensi, karena sejak Adam diciptakanpun sudah memiliki potensi, yaitu seseorang yang mampu dan berkuasa atas apa yang sudah Tuhan percayakan(Kejadian 1:26), begitu juga dengan nabi Yeremia(Yeremia 1:5). Artinya potensi dalam diri kita adalah bagian dari rencanaTuhan dalam hidup kita yang harus kita kembangkan. Seringkali kita tidak menyadari bahwa ada Banyak potensi yang kita miliki sampai saat hari ini, dan itu tersembunyi didalam diri kita, dikarenakan kita tidak memaksimalkan potensi yang Tuhan berikan kepada kita. Dalam bahasa Indonesia “kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam kekuatan, kesanggupan dan daya”, atau “kemampuan, kekuatan, dari diri seseorang baik yang belum terwujud maupun yang sudah terwujud, akan tetapi semuanya akan terlihat ketika dipergunakan secara maksimal”. Ada banyak orang kenapa dirinya sulit untuk menjadi dirinya sendiri yang sesuai dengan panggilan atau talenta yang Tuhan percayakan kepada kita. Salah satu yang membuat kita tidak bisa berkembang adalah tidak memaksimalkan potensi kita dengan 100%(maksimal). Seringkali setiap hanya menggunakan potensi kita hanya sekitar 20, 30, bahkan mentok di 50%. Inilah yang membuat sulitnya perkembangan potensi yang kita mimiliki. Yesus Kristus Tuhan kita tahu bahwa kita memiliki potensi yang besar didalam hidup kita, karena Dia menciptakan manusia berbeda dari ciptaan-ciptaan yang lainnya, dimana perbedaannya sangat jelas dalam Kejadian 1:26(serupa dan segambar, memiliki kuasa), artinya semua orang mampu mengembangkan potensi. Oleh sebab kita akan belajar dari ayat nats bagaimana agar kita dapat mengembangkan potensi besar yang kita miliki didalam Tuhan. 


1. Mengambil kesempatan(Matius 4:18).

Jelas disini dikatakan Yesus dalam memanggil murid-muridNya pada saat perjalan ke danau Galilea, dimana danau ini begitu besar sehingga danau ini adalah danau terbesar di Israel. Kita bisa lihat bagaimana Yesus ketika menyusuri danau itu, dan dimana bukan hanya Petrus dan Andreas saja yang sedang menjala ikan(nelayan). Artinya ada banyak juga penjala ikan(nelayan) disekitar Petrus dan Andreas. Namun dalam Matius 4:18, dikatakan “ketika” Yesus sedang berjalan menyusuri danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara”. Artinya kata “ketika” disini adalah suatu kesempatan, dimana Petrus dan Andreas dapat memilih mengambil kesempatan itu atau tidak. Ketika Yesus memanggil Petrus dan Andreas, mereka bisa saja juga menolak panggilan Yesus, namun Petrus melihat bahwa ada kesempatan yang besar yang dilihanya dalam diri Yesus, itu terlihat dari responya yang segera meninggalkan jala dan perahunya. Jadi Petrus dan Andreas tidak menyia-nyiakan panggilannya ketika Yesus memanggil mereka, karena mereka tahu sekalipun ada banyak orang disekitar mereka namun hanya mereka saja yang dipanggil, artinya ada sesuatu yang tidak mungkin mereka lewatkan(kesempatan). Jadi Petrus dan Andreas tidak menyia-nyiakan kesempatan yang mereka dapati pada saat itu.  Seringkali kita sebagai orang percaya masih menyia-nyiakan kesempatan yang sudah ada didepan mata. Banyak orang menilai bahwa kesempatan itu datangnya hanya sekali saja, namun menurut saya kesempatan itu banyak, hanya kita saja tidak memaksimalkan kesempatan demi kesempatan yang ada. Mari kita renungkan sudah berapa banyak kesempatan yang kita buang, sehingga potensi kita terus tertanam dan bahkan tenggelam. Oleh sebab pastikan ketika kita mendapati kesempatan, maka kita tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, karena orang yang dapat mengambil kesempatan tersebut adalah orang-orang yang mampu memaksimalkan potensinya.


2. Potensi bukan berbicara status(Matius 4:18).

Jika baca dengan seksama, betapa uniknya Yesus Kristus ketika dalam pemanggilan murid-muridnya dimana Yesus memulai pelayannya. Yesus Kristus Tuhan kita tahu bahwa pelayannya adalah pelayanan yang sangat berat, dimana Dia sangat membutuhkan orang-orang yang mungkin dapat meringankan pelayanan yang akan Dia jalankan. Secara umum jika seseorang memulai aktifitas, pekerjaan dan sebagainya, jika membutuhkan seseorang pasti kita mencari orang tersebut minimal memiliki kapasitas yang mumpuni agar dapat meringankan aktifitas atau pekerjaan kita, seperti “pintar, berpendidikan, dan sebagainya”, dimana orang tersebut sudah menguasai juga pekerjaan, atau aktifitas yang akan kita kerajakan, sehingga memudahkan kita dalam pekerjaan. Jadi potensi tidak memandang status kita, karena setiap orang memiliki potensi. Ketika Yesus memanggil Petrus, Dia tahu bahwa Petrus hanyalah seorang penjala ikan(nelayan), tetapi Yesus mengetahui, bahwa Petrus memiliki potensi bukan hanya menjadi penjala ikan, tetapi juga dapat menjadi penjala manusia. Artinya seorang Petrus walaupun dia hanya menjadi penjala ikan, jika dia menyadari bahwa sesungguhnya dirinya memiliki potensi yang besar untuk menjadi penjala manusia, maka dia akan mengembangkan potensinya tersebut. Ada banyak orang tidak mengembangkan potensi dikarenakan kita masih memandang status, keadaan, latar belakang yang kita miliki, sehingga kita tidak mau mengembangkan potensi kita. Kita merasa bahwa kita sudah cukup dan tidak mampu untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sebelumnya. Oleh sebab itu jangan nilai diri kita yang sekarang, tetapi nilailah diri kita dimasa yang akan datang. Jadi jangan biarkan status, keadaan dan kondisi kita menghalangi kita untuk mengembangkan potensi kita.


3. Rela berkorban(Matius 4:20,22)

Dalam ayat ini ketika Yesus memanggil murid-muridNya, dikatakan dalam “Lalu merekapun ‘segera’ meninggalkan jalanya, perahu, bahkan orang tua mereka, lalu mengikut Yesus”. Artinya Petrus dan murid-murid yang lain tidak berpikir panjang ketika Yesus memanggil mereka, kenapa, karena mereka lihat dari perkataan Yesus bahwa mereka memiliki potensi yang lebih dari apa yang mereka kita. Oleh sebab itu mereka langsung meresponi apa yang Yesus katakan kepada mereka dengan meninggalkan hal-hal yang penting bagi hidup mereka selama ini. Artinya mereka berani berkorban dengan keluar dari zona selama ini sekalipun itu memiliki resiko dengan meninggalkan hal-hal yang selama ini mereka anggap penting.  Ada banyak orang tidak dapat mengembangkan potensinya didalam Tuhan dikarenakan tidak mau atau tidak berani untuk keluar dari zona nyaman dan berkorban. Ketakutan, kerugian, kemalasan, zona nyaman, adalah hal-hal yang dapat menghalangi kita untuk mengembangkan potensi kita. Oleh sebab itu jangan pernah merasa takut akan kerugian yang kita alami, tetapi takutlah akan kehilangan potensi yang kita miliki.


Kesimpulan: Jadi kembangkan potensi kita dengan maksimal karena kita sangat berpotensi untuk melakukan sesuatu yang lebih daripada apa yang kita bayangkan. Jangan biarkan status kita menghalangi potensi kita, karena status kita justru dapat menjadi kunci untuk kita dapat mengembangkan potensi kita lebih baik lagi dengan maksimal. Jangan biarkan ketakutan, kerugian, zona nyaman menghalangi kita untuk mengembangkan potensi kita. Berani melangkah adalah sesuatu awal yang baik untuk kemaksimalan potensi kita. Oleh sebab itu jangan sia-siakan kesempatan yang kita terima dalam hidup kita dan pastikan kesempatan demi kesempatan dapat maksimal kita lakukan dalam hidup kita. Amin 

Ev. Ariston Napitupulu

Share:
Komentar

Berita Terkini