Selamat Datang di MediaPendampingNews.Com ➤ Cepat - Akurat - Terpercaya ➤ Semua Wartawan MediaPendampingNews.Com dilengkapi dengan ID Card Wartawan.



Renungan Minggu : Keluarga Allah Nats: Kejadian 2:24-25

Editor: MediaPendampingNews.com author photo

 


MPnews.Medan  -  Prinsip kebenaran dalam membangun keluarga Allah, harus didasari daripada FirmanNya. Dalam bahasa Indonesia, pengertian keluarga adalah “Keluarga atau famili adalah sekelompok orang yang terikat dengan hubungan darah, ikatan kelahiran, hubungan khusus, pernikahan, atau yang lainnya.” Namun dalam iman orang percaya, keluarga harus dibangun dalam kebenaran secara mutlak. Dalam ayat nats, sebenarnya adalah prinsip dasar keluarga Allah yang sesungguhnya. Sejak awal penciptaan manusia, Tuhan memiliki tujuan yang jelas kepada kita, yaitu untuk membangun keluarga Allah. Oleh sebab kita akan belajar apa maksud Tuhan dalam konsep keluarga Allah yang benar dalam ayat nats.


1.      Keluarga adalah representasi gambar dan rupa Allah. Kejadian 1:26, Kejadian 2:24, Matius 28:19-20.


Dalam Kejadian 2:24 dikatakan “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Ayat ini jelas bahwa ayat ini terjadi sebelum manusia jatuh didalam dosa, sehingga kata “meninggalkan” disana adalah pernyataan Tuhan agar manusia tidak hanya berdiam disatu keluarga saja, tetapi berkembang luas, dengan maksud Tuhan untuk memenuhi seluruh bumi:Kejadian 1:26). Namun manusia jatuh didalam dosa(Kejadian 3:1-24), sehingga kata “meninggalkan” disana sudah tidak lagi murni menjadi keluarga yang merepresentasikan gambar dan rupa Allah(rusak). Oleh sebab itu, Yesus Kristus Tuhan kita datang ke dunia untuk nmemulihkan prisip keluarga yang merepresentasikan gambar dan rupa Allah. Dalam Lukas 8:9-21 jelas dikatakan disana bahwa keluarga Yesus adalah “mereka yang mendengarkan dan melakukan firman Allah”. Matius 28:19-20, kata “pergilah” adalah ayat yang menunjukan bagaimana seharusnya kita menjadi orang percaya. Karena kata “meninggalkan” dalam Kejadian 2:24 yang telah rusak dipulihkan kembali oleh Yesus Kristus Tuhan kita. Oleh sebab itu sadari bahwa kita adalah keluarga Allah yang siap “meninggalkan dan pergi” untuk memberitakan FirmanNya. Artinya keluarga Allah adalah yang membangun keluarganya atas dasar FirmanNya. 


2.      Satu kesatuan dalam Kristus. Kejadian 2:24


Prinsip dasar yang kedua dalam membangun keluarga Allah yang benar itu dapat terlihat dalam ayat Kejadian 2:24, dimana dikatakan “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Saya selalu ingatkan bahwa ayat ini terjadi sebelum manusia jatuh didalam dosa. Tetapi ayat ini telah dirusak oleh manusia itu sendiri, karena maksud Tuhan bahwa keduanya menjadi satu daging itu adalah juga menjadi satu daging dalam kebenaran, yaitu dialam satu kesatuan dalam tubuh Kristus. Yesus Kristus Tuhan kita telah menggambarkan tubuh yang rusak itu diatas kayu salib, sehingga kita dipulihkan dan menjadi satu kesatuan dalam tubuh Kristus(1 Korintus 12:27, Efesus 4:26). Jadi sadari bahwa keluarga kita, adalah keluarga Allah didalam satu kesatuan didalam Kristus. 


3.      Terbuka dihadapan Tuhan(apa adanya). Kejadian 2:25.


Prinsip yang ketiga didalam keluarga Allah yang benar itu dapat dilihar dari ayat 25, dimana dikatakan  “Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.” Selalu saya ingatkan bahwa ayat ini adalah ayat sebelum manusia jatuh didalam dosa. Artinya kata “telanjang” disana itu dasari dalam kebenaran dan tidak mengandung dosa. Namun ketika manusia jatuh dalam dosa(Kejadian3:10), “telanjang” disana berbeda. Kata “telanjang” ketika manusia jatuh didalam dosa itu didasari penghindaran(jarak), ketakutan, ke-malu-an, sehingga menghasilkan ketidak layakan. Perhatikan dalam pernyataan terkahir Adam dikatakan “sebab itu aku bersembunyi." Dari sini kita bisa melihat, bahwa Adam tidak lagi terbuka dihadapan Tuhan, sehingga mengakibatkan manusia diusir dari Taman Eden. Oleh sebab itu pastikan kita membangun keluarga Allah itu didasar dari keterbukaan didalam Tuhan, baik didalam keluarga dan aktifitas kita. Artinya keterbukaan didalam Tuhan akan menentukan masa depan kita selanjutnya.


 


Kesimpulan: Jadi jelas bahwa Keluarga Allah merupakan persekutuan hidup antara manusia dengan Allah, ayah, ibu, dan anak – anak.  Pastikan keluarga kita terbangun dalam keterbukaan(apa adanya) dan dalam satu kesatuan didalam Kristus, sehingga kita menjadi keluarga yang merepresentasikan gambar dan rupa Allah. Amin 


Ev. Ariston Napitupulu M.Th

Share:
Komentar

Berita Terkini